Senin, 08 Juni 2009

FUNGSI PENGENDALIAN

A. PENGERTIAN DAN KONSEP
Pengertian pengendalian sebenarnya berkisar pada kegiatan memberikan pengamatan, pemantauan, penyelidikan, dan pengevaluasian keseluruhan kegiatan manajemen agar tujuan yang sudah ditetapkan dapat tercapai secara tepat.
1. Robbins dan coulter (1999)
Mengartikan pengendalian sebagai suatu proses memantau kegiatan–kegiatan untuk memastikan bahwa kegiatan-kegiatan itu diselesaikan sebagaimana telah direcanakan dan proses mengoreksi setiap penyimpangan yang berarti.
2. Stoner, Freeman, dan Gilbert (1996)
Mendefinisikan pengendalian manajemen sebagai suatu proses untuk memastikan bahwa aktifitas sebenarnya sesuai dengan aktifitas yang direncanakan.
3. Robert J. Mokler,
Memberikan pengertian pengendalian yang menekankan elemen esensial proses pengendalian dalam berapa langkah.
Berdasarkan batasan tersebut, Mokler melihat terdapat empat langkah pengendalian, yaitu :
Ø Menetapkan standar dan metode untuk pengukuran prestasi (establesh standard and methods for measuring performance).
Ø Mengukur pestasi (measure the performance).
Ø Membandingkan prestasi, sesuai dengan standar (compare the performance match the standart)
Ø Mengambil tindakan perbaikan (take corrective action).
Gambar 14-1.
Konsep pengendalian
JENIS PENGENDALIAN
Ditinjau dari fokusnya, pengendalian dapat diklasifikasikan menjadi pengendalian pendahuluan, pengendalian bersamaan, dan pengendalian umpan balik.
1. Pengendalian Pendahuluan
(preliminary control)
Pengendalian ini memastikan bahwa sebelum kegiatan dimulai, maka sumber daya manusia, bahan modal yang diperlukan sudah dianggarkan. Beberapa teknik pengendalian yang biasa digunakan dalam pengendalian pendahuluan meliputi: pemilihan dan penetapan karyawan, penarikan staf, pemeriksaan material, penganggaran modal, dan penganggaran keuangan.
Gambar 14-2.
Jenis-jenis Pengendalian
2. Pengendalian Bersama
(concurret control)
Sementara pengertian pendahuluan memastikan ketersediaan sumber daya manusia, modal, dan bahan pngendalian bersama memantau operasi yang berjalan untuk memastikan bahwa berbagai tujuan tengah direalisasikan.
3. Pengendalian Umpan Balik
(feedback contol)
Metode pengendalian yang dipakai dalam bisnis meliputi:
q Analisa laporan keungan (finacial statement analysis)
q Analisa biaya standar (standard cost anlysis), Pengendalian kualitas(quality control), dan
q Evaluasi kinerja karyawan (employee perfomnce evaluation).
Jika pengendalian dilihat dari objeknya, maka dapat dibagi menjadi dua bagian :
1. Pengendalian administrasi
2. Pengendalian operatif
4. PROSES PENGENDALIAN
Secara umum pengendalian terdiri dari tiga langkah :
1) Mengukur kinerja yang sebenarnya.
2) Membandingkan kinerja sebenarnya dengan standar.
3) Mengambil tindakan manajerial untuk memperbaiki penyimpangan atau standar yang tidak memadai.
Gambar 14-3.
Proses Pengendalian Manajemen
5. Pengukuran Kinerja
(measure the performance)
Pengukuran kinerja yaitu pembandingan antara standar dengan pelaksanaan. Terdapat dua persoalan penting yang menyangkut pengukuran prestasi :
a) Bagaimana kita mengukur kinerja itu,
b) Apa saja yang kita ukur.
6. Membandingkan Prestasi Dengan Standar
(compare the performance math the standard)
Langkah ini dimasukan untuk membandingkan hasil-hasil yang telah diukur dengan target atau standar yang telah ditetapkan sebelumya. Untuk itu, perencanaan dalam menetapkan target harus betul-betul memperhatikan kondisi internal dan eksternal dari organisasi.
7. Mengambil Tindakan Korektif
(take corrective action)
Para manajer dapat memilih diantara tiga tindakan yang memungkinkan :
a) Tidak melakukan apa – apa.
b) Mengoreksi kinerja yang sesungguhnya itu, dan
c) Manajer dapat merevisi standar.
KARAKTEISTIK PENGENDALIAN YANG EFEKTIF
Sistim pengendalian yang efektif mempunyai karakteristik sebagai berikut :
Akurat (accurate)
Informasi dari prestasi yang akan diukur haruslah akurat. Ketidak akuratan data akan menyebabkan kesalahan dalam menarik kesimpulan, bahkan dapat menimbulkan kesalahan yang tidak perlu.
Secara Ekonomi Realistik (economically reslistic)
Pengeluaran biaya untuk implementasi pengenalan harus ditekan seminimum mungkin, sehingga terhindar dari pemborosan yang tak berguna.
Tepat Waktu (timely)
Sistem pengendalian akan efektif jika dilakukan dengan cepat disaat penyimpangan diketahui.
Jika terjadi kelambatan kerugian akan datang.
Realistik Secara Organisasi (Organizationally realistic)
Sistem pengendalian akan harus dapat digabungkan dengan realitas organisasi. Misalkan, individu harus dapat melihat hubunganya antara tingkat prestasi yang harus dicapaianya.
5. Dipusatkan Pada Pengendalian Strategik (focused on strategic control points)
Pengendalian hendaknya diarahkan pada titik–titik kunci (yang memiliki nilai strategis) sehingga penyimpangan dibidang ini cepat diketahui dan dihindari timbulnya kegagalan pencapaian tujuan.
6. Terkoordinasi Dengan Arus Kerja Organisasi
(coordinated with the organization’s work flow)
Memperhatikan bahwa satu kegiatan akan selalu terkait dengan kegiatan lain, (misal, kegiatan produksi akan berkait dengan kegiatan penjualan).
7. Objektif dan Komprehensif
(objective and comprehensible)
Informasi dalam suatu system pengendalian harus mudah dipahami dan dianggap objektif oleh individu yang menggunakanya.
Fleksibel (flexible)
Mengingat situasi dan kondisi terus berubah dengan cepat maka system pengendalian harus memiliki tingkat keluwesan yang tinggi, sehingga standar-standar pengendalian tetap dapat dipergunakan meskipun situasi dan kondisi berubah.
Diterima Para Anggota Organisasi (accepted by organization members)
Idealnya setiap system pengendalian dapat diterima dan dimengerti oleh semua anggota organisasi, sehingga mereka masing-masing akan merasa ikut bertanggung jawab terhadap usaha pencapaian tujuan organisasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar